KLIKALTENG,Jakarta – Ingin Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) lebih dihormati dan dipercayai publik? Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian, menegaskan bahwa sikap humanis bukan hanya pelengkap, melainkan pondasi penting dalam tugasnya. Pesan ini disampaikan dalam Rapat Penguatan Kapasitas Satpol PP di daerah, yang membahas penegakan Perda/Perkada, Gerakan Nasional Indonesia Bersih (GNIB), pengelolaan sampah, dan peran Satlinmas.
Tito menyebutkan bahwa citra Satpol PP harus dibangun melalui tindakan nyata, bukan sekadar retorika. Contoh konkret yang disampaikan adalah aksi Satpol PP di Kota Makassar yang turun langsung membantu masyarakat dalam kegiatan kemanusiaan pasca unjuk rasa.
“Kita membangun public trust, kepercayaan publik, membangun image yang baik di mata publik. Satpol PP kalau baik di mata publik, akan dihormati dan dikenal, bahkan didukung,” ujar Tito.
Seluruh aparatur Satpol PP diingatkan agar menjaga perilaku, berpakaian rapi dan berwibawa, serta berinteraksi dengan masyarakat secara baik dan empati. Profesionalisme bukan hanya bagaimana menegakkan aturan, tapi juga bagaimana bertingkah laku dalam keberpihakan kepada masyarakat.
Seperti disebutkan, Satpol PP Kota Makassar menjadi contoh bagaimana turun langsung membantu masyarakat ini bukan hanya tugas penegakan, tetapi aksi kemanusiaan yang memperlihatkan bahwa Satpol PP peduli terhadap kondisi masyarakat.
Safrizal ZA, Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri, menekankan pentingnya memperkuat SOP, sikap, dan interaksi sosial agar Satpol PP tampak gagah dan wibawa, namun tetap merakyat dan dekat dengan warga.
Sikap humanis Satpol PP bukan sekedar “tata krama” pemerintahan ini adalah strategi penting untuk mengikis stigma negatif, membangun kepercayaan publik, dan membuat Satpol PP menjadi bagian yang dihormati dalam sistem pemerintahan daerah. Jika warga merasa mereka diperlakukan adil dan manusiawi, maka dukungan publik terhadap Satpol PP akan menguat, dan penegakan peraturan akan lebih efektif dan berkelanjutan.
