Pada Sabtu malam hingga Minggu dini hari, rumah-rumah milik politisi yang juga selebriti, Eko Patrio dan Uya Kuya, diserbu dan dijarah oleh massa. Lokasi kejadian berada di kawasan elit Jakarta Eko Patrio di Jalan Denpasar Raya, Setiabudi, Jakarta Selatan, dan Uya Kuya di kediamannya di Jakarta. Video situasi yang viral memperlihatkan warga mengobrak-abrik rumah, merusak properti, serta membawa keluar beberapa barang dari dalam rumah mereka.
Eko Patrio
Berdasarkan laporan LHKPN hingga 2 September 2024, total kekayaan Eko Patrio mencapai ± Rp 131,52 miliar (setelah dikurangi utang sebesar Rp 51,47 miliar). Rinciannya sebagai berikut:
Aset tanah & bangunan: Rp 166,03 miliar; termasuk properti seluas 694 m² (tanah) dan 500 m² (bangunan) di Jakarta Selatan senilai Rp 70 miliar.
Properti lain: Empat aset di Jakarta Timur (Rp 52 miliar), ditambah lahan di Bogor dan Nganjuk.
Kendaraan: 6 mobil senilai ± Rp 6 miliar.
Kas & setara kas: Rp 8,44 miliar.
Harta bergerak lainnya: Rp 1,21 miliar.
Uya Kuya
Laporan LHKPN per 28 September 2025 mencatat total kekayaan Uya Kuya sekitar Rp 75,59 miliar, sudah dikurangi utang sebesar Rp 1,17 miliar. Rinciannya:
Aset tanah & bangunan: Rp 51,5 miliar; di antaranya properti di AS senilai Rp 15 miliar.
Properti Indonesia: Lima aset di Jakarta Timur (Rp 21 miliar) dan tiga di Jakarta Selatan (Rp 15,5 miliar).
Kendaraan: 8 mobil senilai Rp 4,31 miliar.
Kas & setara kas: Rp 15,28 miliar.
Harta bergerak lainnya: Rp 2,86 miliar.
Konteks Politik: Dari Hiburan ke Senayan
Eko Patrio, atau Eko Hendro Purnomo, adalah anggota DPR RI sejak 2009, mewakili daerah pemilihan East Java VIII (2009–2019) dan Jakarta I sejak 2019. Sebelum terjun ke politik, ia dikenal sebagai komedian bersama grup Patrio jutaan penonton mengenal mereka lewat acara “Ngelaba” di TPI.
Uya Kuya, dengan nama asli Surya Utama, juga berkarier di dunia hiburan sebelum menjadi politisi PAN.
Sorotan Publik: Kekayaan di Tengah Kerusuhan Sosial
Aksi penjarahan terhadap rumah-rumah figur publik yang memiliki harta miliaran rupiah memicu kritik tajam dari masyarakat. Banyak yang mempertanyakan etika dan sensitifitas para wakil rakyat dalam menampilkan kekayaan, terutama di tengah kondisi ekonomi yang memanas.
