Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian, membuka secara resmi “Gerakan Pangan Murah” di Plataran eks-MTQ Tugu Religi, Kendari, Sulawesi Tenggara. Dalam acara itu, Mendagri menekankan bahwa intervensi terhadap stok beras merupakan langkah kritis dalam menjaga stabilitas harga dan meredam laju inflasi.
Tantangan Stok Beras: Angka yang Menggugah
Meskipun produksi beras nasional menyentuh angka sekitar 30 juta ton dan cadangan di Bulog mencapai 4 juta ton, Tito menyatakan bahwa fluktuasi harga di daerah masih menjadi perhatian serius. Dari total 514 kabupaten/kota, sempat tercatat 233 daerah mengalami lonjakan harga beras. Berkat intervensi pemerintah, jumlah tersebut sempat menurun menjadi 191 daerah, namun kemudian kembali melejit berada di kisaran 193–200 daerah.
Langkah Strategis: Beras SPHP sebagai Solusi Sementara
Salah satu upaya konkret adalah distribusi beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), yang dikemas 5 kilogram dengan harga terjangkau Rp 60 ribu (sekitar Rp 12 ribu/kg), lebih rendah dari harga acuan pemerintah (Rp 12.500/kg). Namun, Tito menegaskan bahwa kebijakan ini hanya bersifat sementara diperlukan gerakan berkelanjutan agar harga pangan tetap terkendali.
Aksi Terpadu hingga ke Daerah Terpencil
Mendagri juga memperingatkan perlunya keterlibatan lebih aktif dari pemerintah daerah. Ia mendesak agar distribusi beras SPHP semakin masif di pasar rakyat sebagai bantalan harga, sekaligus memacu koordinasi lintas sektor melalui komunikasi seperti grup WhatsApp antar kepala dinas dan rapat evaluasi secara berkala.
Dukungan Presiden dan Target Nasional
Upaya ini mendapat dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto, yang menetapkan ketahanan pangan sebagai prioritas nasional. Pemerintah menargetkan penyaluran 1,3 juta ton beras dari Bulog hingga Desember 2025, sebagai bagian dari strategi menjaga pasokan dan menstabilkan harga. Tito juga menyebut bahwa titik optimal inflasi nasional berada antara 1,5%–3,5%, dengan angka ideal mencapai ±2,5%, karena paling menguntungkan bagi konsumen dan produsen sekaligus.
Gerakan Pangan Murah di Kendari bukan hanya simbolis ini panggilan tersirat bahwa ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama. Intervensi stok beras melalui SPHP serta distribusi yang masif dan terkoordinasi adalah jawaban sementara. Namun, ketahanan jangka panjang hanya bisa dicapai jika kebijakan ini dipelihara dan diperkuat di tingkat lokal maupun nasional.