Palangka Raya–Isu penyebutan inisial “H” yang dikaitkan dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kalimantan Tengah menuai reaksi keras dari media lokal Kaltengpedia. Penanggung jawab media tersebut, Zandri, meminta agar bukan hanya menggunakan huruf inisial untuk menyeret nama seseorang terutama ketika belum ada konfirmasi jelas karena bisa menimbulkan miskomunikasi dan fitnah.
Kejadian bermula ketika Ketua PWI Kalteng, M. Zainal, menyebut seseorang berinisial H yang disebut-sebut mengaku sebagai bagian dari PWI. Zainal menyebutkan bahwa H pernah menyatakan dirinya wartawan PWI. Namun, menurut Zandri, pihaknya sudah melakukan klarifikasi langsung kepada Hady, individu yang diduga sebagai “H”, dan Hady menyatakan bahwa ia tidak pernah mengaku sebagai wartawan dan tidak memiliki niat menjadi wartawan.
Zandri menegaskan bahwa penyebutan inisial tanpa bukti bisa merugikan reputasi seseorang dan menyebabkan kesalahpahaman di masyarakat. Ia menduga bahwa ada pihak yang menggunakan isu ini untuk “cari panggung”.
Selain itu, Zandri menyatakan bahwa PWI sebagai organisasi wartawan perlu memahami bagaimana posisi media sosial dalam menyebarkan informasi publik. Jika ada laporan atau pernyataan resmi, sebaiknya dijelaskan secara terbuka agar tidak memicu opini liar.
Dalam keterangannya, Zandri juga mengingatkan bahwa pencantuman nama media atau orang tanpa bukti yang jelas bisa masuk ranah pidana, seperti Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) maupun Kitab Undang‐Undang Hukum Pidana (KUHP) terkait pencemaran nama baik.
Zandri menyatakan media tetap berjalan sesuai jalur profesional. Ia menolak keras framing yang menyebutkan bahwa Kaltengpedia memiliki hubungan formal dengan PWI Kalteng terkait individu tersebut. Ia menyebut bahwa belum pernah bertemu langsung dengan Ketua PWI Kalteng dan tidak ingin nama media digunakan tanpa dasar fakta yang jelas.
Kasus ini menunjukkan risiko penyebutan inisial dalam pernyataan publik jika tidak diiringi dengan klarifikasi dan verifikasi. Bagi media, organisasi wartawan, dan tokoh publik, transparansi dan akurasi sangat dibutuhkan agar tidak timbul konflik atau tuduhan yang dapat merusak reputasi. Kaltengpedia meminta supaya seluruh pihak menghormati proses klarifikasi, menggunakan fakta, dan menghindari penggunaan istilah atau inisial yang bisa disalahartikan.