Home / Pendidikan & Kesehatan / GMNI di Pusaran Zaman: Harapan Gubernur untuk Kader Perubahan

GMNI di Pusaran Zaman: Harapan Gubernur untuk Kader Perubahan

Aula Jayang Tingang di Kantor Gubernur Kalimantan Tengah sore itu dipenuhi semangat muda. Balutan jas merah khas Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) tampak mendominasi ruangan. Sorot mata penuh optimisme terlihat dari para kader yang baru saja dilantik untuk masa bakti 2025–2027.

Di tengah suasana penuh harapan itu, Gubernur Kalteng, Agustiar Sabran, menyampaikan pesan yang menggugah yakni GMNI tidak boleh sekadar menjadi organisasi diskusi, tetapi harus berdiri sebagai agen perubahan nyata di tengah masyarakat.

Gubernur mengingatkan, zaman kini bergerak cepat. Teknologi, informasi, dan arus globalisasi datang bagai gelombang besar yang tak mungkin dibendung. Dalam kondisi ini, mahasiswa bukan hanya dituntut cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh menghadapi kenyataan sosial.

“Mahasiswa harus tetap kritis tanpa kehilangan etika, idealis tanpa mengabaikan realita, progresif namun tetap berpijak pada budaya bangsa,” ucap Agustiar.

Pesan Gubernur siang itu menggaungkan kembali semangat Bung Karno yang begitu dekat dengan sejarah GMNI. “Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia,” kutipnya, seakan menegaskan bahwa generasi muda masih menjadi kunci perubahan bangsa.

Bagi kader GMNI, pesan ini menjadi pengingat bahwa perjuangan di era modern tidak lagi hanya di jalanan atau mimbar orasi, melainkan juga melalui karya nyata: menghadirkan solusi untuk rakyat kecil, menjaga kearifan lokal, sekaligus melek pada teknologi.

Lebih jauh, Gubernur menekankan bahwa peran GMNI selaras dengan visi pembangunan Kalteng. Program ASTA CITA yang sedang dijalankan pemerintah mengedepankan keadilan sosial, termasuk pemerataan pembangunan hingga ke pelosok.

Nilai-nilai lokal seperti huma betang (kebersamaan) dan belom bahadat (hidup bermartabat) dijadikan landasan, agar modernisasi tidak melunturkan jati diri masyarakat Dayak dan budaya Kalteng.

Sebelum menutup sambutannya, Agustiar memberikan tiga pesan penting yakni tetap menjaga semangat juang dan integritas, jangan lelah belajar dan berpegang pada idealisme, membumikan gagasan dalam aksi nyata, agar wacana tidak berhenti di ruang diskusi, menjadi pemimpin berkarakter nasionalis, yang berakar pada Pancasila serta menjunjung persatuan.

Pelantikan, FGD, dan Rapat Pimpinan Daerah I DPD GMNI Kalteng hari itu menjadi lebih dari sekadar acara seremonial. Bagi para kader muda, ini adalah momentum bersejarah saat pemerintah memberi ruang dan harapan agar mereka tampil di garda depan perubahan.

Sorak tepuk tangan yang menggema menutup acara bukan sekadar simbol kegembiraan, melainkan janji bersama. Janji bahwa GMNI akan terus berdiri sebagai kekuatan moral dan sosial, menjawab tantangan zaman dengan gagasan, aksi, dan keberanian.

Di tengah derasnya arus globalisasi, semangat itu menjadi pengingat: bahwa pemuda dengan hati merah dan jiwa nasionalis tetaplah harapan bangsa.

Tag: