Jakarta—Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menegaskan bahwa penguatan ekonomi daerah menjadi hal krusial agar Indonesia bisa meraih posisi sebagai salah satu dari lima negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Hal tersebut disampaikan dalam forum Economic Leadership for Regional Government Leaders, Angkatan IX Tahun 2025 yang digelar oleh Bank Indonesia Institute bersama Kementerian Dalam Negeri.
Beberapa lembaga internasional telah meramalkan bahwa Indonesia akan menempati peringkat ke-5 dunia berdasarkan ukuran Produk Domestik Bruto (PDB) yang disesuaikan dengan Purchasing Power Parity (PPP) pada tahun 2030, dengan perkiraan sekitar 5.486 miliar dolar AS.
Pertumbuhan jangka panjang juga diperkirakan terus meningkat; pada 2040, PDB PPP Indonesia diramalkan bisa mencapai 12.210 miliar dolar AS, yang berpotensi mengangkat posisi negara ke-4 dalam skala global.
Tantangan: Jebakan Kelas Menengah dan Konsistensi Pertumbuhan
Agar proyeksi tersebut bisa terealisasi, Bima Arya menekankan pentingnya keluar dari jebakan kelas menengah (middle income trap), yaitu ketika pertumbuhan meningkat tapi distribusi dan dampaknya kurang merata dan menjaga pertumbuhan ekonomi yang konsisten selama minimal 10 tahun berturut-turut.
Strategi Penguatan Ekonomi Daerah
Beberapa strategi yang disebut sebagai kunci oleh Wamendagri:
1. Peningkatan investasi dan peran koperasi
Daerah didorong untuk meningkatkan investasi lokal serta mengembangkan koperasi sebagai instrumen pemerataan ekonomi dan produksi lokal.
2. Pengembangan potensi pangan, industri, dan hilirisasi
Pangan dan industri lokal yang diolah setempat (hilirisasi) dianggap dapat menjadi pengungkit ekonomi, sekaligus menciptakan nilai tambah.
3. Efisiensi dan pemberantasan kebocoran anggaran
Untuk mendukung pertumbuhan, pengelolaan belanja negara dan daerah yang transparan dan efisien sangat penting. Korupsi dan pemborosan harus ditekan.
4. Program prioritas Asta Cita
Pemerintah menyiapkan program-program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih sebagai bagian dari strategi yang berkelanjutan untuk memperkuat ekonomi di tingkat lokal.
5. Stabilitas politik dan sosial
Tanpa stabilitas politik dan keamanan di daerah, seluruh peluang ekonomi bisa goyah. Pemda dituntut untuk mengendalikan situasi lokal dengan baik.
Wamendagri juga mengakui bahwa masih banyak daerah dengan kapasitas fiskal yang rendah, sangat tergantung pada transfer dari pemerintah pusat. Hal ini menjadi tantangan untuk mewujudkan otonomi daerah yang benar-benar mandiri.
Ia mengusulkan agar pemerintah daerah mulai memikirkan sumber pendanaan alternatif, seperti crowdfunding, agar tidak terus bergantung pada satu sumber dana saja.
Penguatan ekonomi daerah bukan hanya soal pertumbuhan angka, tapi soal pemerataan, kualitas, dan keberlanjutan. Jika semua strategi dilaksanakan dengan baik dari meningkatkan produksi lokal, menjaga efisiensi belanja, memperkuat koperasi, hingga stabilitas politik Indonesia memiliki peluang nyata untuk menduduki peringkat lima ekonomi teratas dunia dalam kurun waktu yang telah diproyeksikan.
Daerah-daerah memiliki peran besar; keberhasilan nasional sangat tergantung pada sejauh mana pemerintah daerah mampu mengimplementasikan kebijakan yang mendukung dan bersinergi dengan kebijakan pusat.